Posted by : Pengguna android
Senin, 26 Agustus 2013
RESUME
URGENSI KEMAHASISWAAN
Urgensi Kemahasiswaan dibagi menjadi
empat subtopik yang berbeda, yakni: falsafah kemahasiswaan, budaya kampus,
KM-ITB, dan arah gerak mahasiswa.
Falsafah kemahasiswaan mencakup
pembahasan tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Popope. Tri Dharma Perguruan
Tinggi adalah tiga kewajiban yang harus dipenuhi seorang civitas akademika di
jenjang perguruan tinggi, yakni: pendidikan; penelitian; dan pengabdian kepada
masyarakat. Sementara itu Popope adalah singkatan dari posisi, potensi, dan
peran mahasiswa dalam kehidupan.
Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi,
pendidikan yang dimaksud adalah proses penurunan nilai-nilai yang baik dari
generasi atas ke generasi bawah dengan tetap mengikuti perkembangan zaman yang
ada. Penelitian adalah sebuah proses atau kegiatan untuk menciptakan hal-hal
yang baru. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan penelitian ini kemudian
digunakan untuk keperluan masyarakat luas dalam kegiatan pengabdian kepada
masyarakat.
Di dalam masyarakat, mahasiswa
memiliki posisi, potensi, dan peran yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Ada tiga kelompok posisi seseorang di dalam masyarakat, yakni masyarakat sipil,
ekonomi, dan politik. Mahasiswa sendiri digolongkan pada kelompok masyarakat
sipil terpelajar. Adapun potensi yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa
adalah sikap kritis, idealis, memiliki banyak network, independen, bersemangat, multidisiplin, serta memiliki
keilmuan dan keprofesian yang baik. Dari semua potensi ini, mahasiswa
diharapkan memiliki peran yang baik dalam masyarakat. Peran yang diharapkan ini
antara lain adalah: guardian of value
(penjaga nilai-nilai kebenaran); agent of
change (pembawa perubahan); iron
stock (besi yang masih bisa ditempa dengan mudah sehingga menjadi
cadangan/generasi baru yang berkualitas); dan sebagai role model (panutan/teladan).
Subtopik yang kedua adalah budaya
kampus. ITB sebagai salah satu kampus terbaik bangsa tentu “memaksa”
mahasiswa-nya untuk menjadi sosok yang berbudaya. Budaya-budaya kampus yang
diterapkan di ITB, antara lain adalah peduli lingkungan, integritas akademik,
diskusi, berwawasan kebangsaan, apresiasi, inovasi, kewirausahaan, dekat dengan
masyarakat, dekat dengan alam, menulis, dan mau menjadi pemimpin.
Subtopik selanjutnya adalah KM-ITB,
yang merupakan singkatan dari keluarga mahasiswa ITB. Ini adalah organisasi
kampus yang mirip dengan osis di jenjang SMA. Kedudukan tertinggi dalam KM-ITB
adalah kongres. Di bawahnya ada Tim beasiswa, Kabinet, dan MWA-WM (majelis wali
amanat-wakil mahasiswa). Di hirarki ketiga ada HMJ dan unit, yang belakangan
ini posisinya digabung. Di urutan terakhir ada seluruh mahasiswa strata 1
sebagai anggota. Semua masalah yang menyangkut kepentingan kampus dan
masyarakat umum dibahas dan diputuskan dalam kongres. Yang berhak ikut dan
mengeluarkan hak suara pada kongres adalah senatorium, yang merupakan
perwakilan dari semua HMJ yang ada di ITB.
Pembahasan urgensi kemahasiswaan
yang terakhir adalah arah gerak mahasiswa. Arah gerak ini dibagi menjadi arah
gerak vertikal dan horizontal. Arah gerak vertikal adalah hubungan mahasiswa
dengan pemerintah yang memiliki kedudukan lebih tinggi. Sedangkan arah gerak
horizontal mencakup hubungan mahasiswa dengan masyarakat lainnya.
Idealnya mahasiswa adalah ujung
tombak penerus suuatu bangsa. Menjadi seseorang yang terpelajar tentu menjadi
kewajiban setiap mahasiswa. Memang tidak mudah. Idealisme tentu tidak muncul
begitu saja, tetapi harus digali dan diciptakan, untuk Indonesia yang lebih
baik.
RESUME
CINTA TANAH AIR
Setiap orang menafsirkan kata
‘cinta’ dengan asumsi yang berbeda-beda. Saya sendiri memandang cinta sebagai
sesuatu yang kita lakukan terus-menerus tanpa pernah merasa lelah. Konon
katanya cinta berawal dari dua hal; ketertarikan dan keterikatan.
Indonesia adalah negeri besar yang
menjadi saksi kelahiran dan perkembangan hidup bangsa yang kini tengah dalam
upaya menemukan kembali jati diri yang telah lama hilang. Cinta pada Indonesia
berarti melalukan banyak hal pada tanah air ini tanpa pernah merasa lelah.
Sebagai Bangsa Indonesia, kita harus mencintai sekurang-kurangnya empat
identitas pokok negara kita, yakni; lagu kebangsaan Indonesia Raya, lambang
negara Garuda Pancasila, Bahasa Indonesia, dan Bendera Merah Putih.
Saat ini Indonesia memang tengah
dilanda krisis jati diri, walaupun sebenarnya banyak perkembangan di beberapa
bidang, utamanya iptek yang semakin baik. Realita bangsa saat ini memang sangat
beragam, ada yang positif seperti kemajuan di bidang iptek tadi juga kekayaan
dan keanekaragaman Indonesia yang semakin diperhatikan, ada juga yang negatif
seperti maraknya kasus korupsi, suap, gratifikasi, yang menyebabkan berbagai
aspek kehidupan mengalami stagnasi.
Sebagai wujud cinta terhadap tanah
air Indonesia, setiap warga negara hendaknya memiliki visi dan misi kebangsaan
yang logis, terarah, dan berkesinambungan, untuk mendukung pembangunan negara
ke arah yang lebih baik lagi.
RESUME
VISI DAN MISI
Visi adalah segala sesuatu yang
ingin kita capai. Visi merujuk pada tujuan hidup. Idealnya, seseorang akan
memiliki visi yang membuat hidupnya bahagia suatu saat nanti. Apapun itu, satu
hal yang pasti adalah visi tidak muncul begitu saja. Untuk dapat membuat tujuan
hidup yang besar, seseorang pasti perlu waktu.
Dalam
membuat dan mengembangkan sebuah visi, wawasan ketuhanan sedikit banyak perlu
ditumbuhkan. Wawasan ketuhanan menjadikan kita mampu berpikir lebih arif dan
bijaksana. Wawasan ketuhanan juga akan membantu kita menemukan jati diri yang
sebenarnya. Dengan selalu ingat pada Tuhan, hidup kita pasti akan berjalan
lebih baik.
Manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang hakiki memang memiliki kebebasan untuk
melakukan berbagai hal. Ini menjadi landasan juga dalam membangun mimpi.
Adakalanya manusia lupa dan menganggap dirinya bebas melakukan apa saja. Satu
hal yang harus selalu diingat bahwa kita tidak hidup sendiri, dunia ini bukan
hanya ada untuk kita. Jadi, walaupun kita diberikan anugerah kebebasan, tetap
saja, hak kita dibatasi oleh hak-hak orang lain. Ini yang harus selalu
dijadikan prinsip dalam membangun sebuah visi hidup.
Seperti
seharusnya, sebuah visi akan diikuti oleh misi-misi khusus. Misi yang dimaksud
adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk mencapai visi kehidupan. Agar visi
berjalan sesuai rencana dan tidak menggangu orang lain, tentu kita harus
menjalankan misi-misi yang positif. Berikut ini adalah visi dan misi hidup yang
coba saya rumuskan beberapa waktu yang lalu, sebagai bahan referensi.
Visi : Menjadi bagian dari perkembangan ilmu kimia untuk kehidupan
masyarakat yang lebih baik
Misi : 1. Memperdalam basic sains kimia dengan baik
2. Mengembangkan kemampuan meneliti
dan kreativitas ide
3. Aktif mengajar dan melakukan
banyak sosialisasi kimia pada masyarakat awam
4. Memperbanyak kegiatan organisasi
5. Tekun beribadah, dan selalu ingat
kewajiban sebagai umat beragama.
Oleh : Ni Luh
Putu Nanda Saraswati