Archive for 08/22/13

Kamis, 22 Agustus 2013


Waktu itu kelompok 91 kumpul di beskem buat informasi mengenai tugas, dimana disana diajarkan mengenai Pola Pikir K3.

Kritis
Kritis disini kita harus peka terhadap suatu masalah, namun harus melihat dari berbagai sudut pandang. Dengan begitu kita tidak akan selalu menilai sesuatu dari hal buruknya saja, bisa jadi itu adalah hal baik yang mungkin patut untuk dicontoh. Disamping itu pola pikir kritis juga bisa dilihat dari sudut pandang Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Environment, Legal, atau biasa disingkat PESTEL.

Kreatif
Kreatif artinya kita harus bisa memunculkan ide atau gagasan yang belum pernah ada sebelumnya atau mengembangkan ide atau gagasan yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.

Konstruktif
Konstruktif artinya membangun. Membangun yang seperti apa? Disini kita memunculkan sebuah solusi atas sebuah permasalahan.
Solusi tersebut ada 4 macam
1. Solusi yang sudah ada namun belum efektif
2. Solusi yang sudah ada namun masih bisa dimodifikasi
3. Solusi yang belum ada dan tidak mungkin direalisasikan
4. Solusi yang belum ada dan mungkin untuk dilakukan

Diharapkan dengan jiwa yang memiliki pola pikir K3 ini bisa menjalankan solusi yang ada di nomor 4,  dengan catatan keselamatan dan tidak merugikan siapapun adalah hal yang paling utama.

Dimas Muhammad Nur
16013091

Tugas Resume K3

Posted by Pengguna android


Melalui OSKM ITB 2013 kita diharapkan mampu memiliki sifat K3 agar kita menjadi mahasiswa ITB yanga ideal sejak kita baru diterima sebagai mahasiswa karena jika dasar kita sudah kuat maka kedepannya pun kita akan mudah berkembang menjadi mahasiswa yang lebih ideal sehingga menjadi mahasiswa yang berkarakter terbaik di Indonesia. K3 itu memiliki hubungan yang erat satu sama lain dan jika kita sudah melakukan sikap kritis makan dengan sendirinya juga bersikap kreatif dan konstruktif. Berikut penjelasannya : [catatan: (K3 bukan kuliah, kerja , kawin ya)]

1.       Kristis

        Sikap kritis sangat diperlukan ditengah arus globalisasi yang semakin meningkat di dunia remaja apalagi kita yang baru saja diterima menjadi mahasiswa baru di ITB. Apalagi sikap kritis itu dapat memberikan dampak positif bagi kita dan orang lain . Sekarang saya akan menjelaskan apa itu pengertian dari berpikir kritis.
        Kritis berarti tanggap terhadap semua hal baru tanpa langsung mengikuti, tetapi lebih dulu menilai hal-hal tersebut. Kita sebagai mahasiswa yang bukan siswa lagi sebaiknya memiliki sifat tersebut karena banyak manfaat yang kita peroleh dari berpikir kitis . Salah satunya adalah kita tidak terjerumus ke hal buruk dari hal yang baru tersebut .Selain itu, kita juga dapat memberi dampak positif kepada setiap orang dengan menyelamatkan mereka dari pengaruh buruk dari hal baru tersebut.contohnya : Banyak di kalangan remaja saat ini yang cara berpakaiannya ala “Barat” deh, apalagi saat ini lagi nge-trend. Kita sebagai mahasiswa seharusnya dapat bersifat kritis dengan tidak langsung menerima perubahan tersebut dan dapat mengusai diri untuk tetap menjaga budaya bangsa timur yang sopan. Apa salahnya jika kita sudah tau kalau berpikir itu berdampak baik bagi kita semua , sekarang kembali ke diri kita apakah kita mau melakukannya? Lakukan yang baik atau tidak!!!

2.      Kreatif

       Di masa yang penuh dengan persaingan yang cenderung mengarah kepada kebebasan untuk berkarya , seharusnya kita memiliki sifat kreatif agar kita dapat maju dan sukses. Walaupun kita pintar tetapi tidak kreatif pasti akan kalah bersaing dibandingkan teman kita yang biasa2 saja namun kreatif. Setelah kita berpikir kritis kita dapat bersikap kreatif untuk mensosialisasikan agar teman kita juga ikut melakukan hal yang baik. Kreatif ibarat nilai plus untuk tambahan dari skill yang kita miliki. Sebaiknya kita memiliki sifat tersebut . Berikut tips agar kita dapat kreatif:
          
           Berpikir, semua bisa dilakukan

        Yakinlah, sesuatu yang akan kita kerjakan mampu kita selesaikan. Artinya, harus optimis. Buang ungkapan bernada pesimis. Misal, ”Saya mungkin bisa mengerjakan”. Ganti dengan ungkapan penuh optimisme. Contoh, ”Saya pasti bisa mengerjakannya”, ”Bagi saya tidak ada kata menyerah!”. Pernyataan optimis melatih kita berani masuk ke persoalan. Pola pikir pun berkembang, karena dipaksa memeras otak untuk mewujudkan tekad itu.
  
Hilangkan cara berpikir konservatif

          Pola berpikir konservatif ditandai dengan kekhawatiran untuk menerima perubahan, meski perubahan itu menguntungkan. Karena ingin mempertahankan gaya konservatif, perubahan ditanggapi secara dingin, bahkan dipersepsikan sebagai ancaman. Karena merasa nyaman atau diuntungkan dengan cara konservatif, ketika dituntut untuk mengubah pola pikir, kita takut akan mengalami kerugian. Hendaknya disadari, cara berpikir konservatif memasung pemikiran kreatif karena pikiran dibekukan oleh sesuatu yang statis. Padahal dalam berpikir kreatif unsur statis semestinya dihilangkan. Mulailah berpikir dinamis, dengan terus mengolah pemikiran untuk menemukan pola pikir efektif. 
Ada tiga cara mengurangi atau menghilangkan pola berpikir konservatif.
          Pertama, terbuka terhadap masukan. Masukan adalah bahan mentah sangat berharga. Lalu, kita mengolahnya menjadi “barang jadi” lewat pemikiran kreatif. Jadi, jangan takut dengan ide, usulan, bahkan kritik. Karena semua itu merangsang kita berpikir kreatif. Kedua, mencoba pekerjaan atau hal di luar bidang kita. Untuk ”memperkaya” diri, pola pikir juga perlu menghadapi sesuatu yang berbeda dari biasanya. Ketiga, harus proaktif. Kita dituntut ”menjemput bola” dalam menghadapi sesuatu, dan bukan ”menunggu bola”. Bertindak proaktif berarti membuat diri bebas memilih tindakan, tentu berdasarkan perhitungan matang. Ini bisa terjadi kalau kita mempunyai kreativitas berpikir

 Tingkatkan kuantitas dan kualitas pekerjaan 

          Jangan cepat puas. Semakin cepat puas berarti menutup diri terhadap pekerjaan lain yang dapatmemperkaya perkembangan pemikiran. Kesanggupan menerima pekerjaan lain, berarti kita membuka diri pada tantangan baru. Untuk itu kita dituntut berpikir cerdas dan efektif. Dua hal perlu dilakukan: Pertama, tambah kuantitas pekerjaan. Artinya, tidak perlu mengeluh bila di luar kesibukan kita masih ada hal lain yang perlu diselesaikan. Keterbukaan untuk menerima tambahan pekerjaan membuat kita melatih diri. Apakah dalam situasi tertekan, kita masih mampu berpikir? Yang berpikir kreatiflah yang mampu membangkitkan daya pikirnya. Kedua, perbaiki kualitas hasil kerja. Ini mengandung makna, sekecil apa pun pekerjaan, kita tidak boleh mengabaikan kualitas hasilnya. Karena dari kualitas pekerjaan itu tercermin mutu pemikiran kita. Artinya, kalau pekerjaan kita berkualitas, itu menunjukkan mutu daya pikir kita. Semakin berkualitas hasil pekerjaan kita, semakin berkualitas pula pola berpikir kita.

Perbanyak kebiasaan bertanya 

         Bertanya merupakan indikator bahwa pikiran kita masih ”jalan” dan selalu dinamis. Dengan bertanya, berarti mencoba menguji daya kritis. Kebiasaan bertanya jangan dipahami bahwa kita ”tidak mengerti”. Tetapi harus dipahami sebagai munculnya dinamika pikiran. Bertanya merupakan sarana melatih pengembaraan daya kreativitas. Dengan bertanya, pemikiran kita bertemu dengan pemikiran orang lain yang mengandung hal-hal baru, sehingga cakrawala berpikir kita semakin luas. Juga membuat kita tidak terpaku pada pemikiran diri sendiri. Sebaliknya, kita mencoba meyakinkan apakah pemikiran kita sejalan dengan pemikiran orang lain? Hal ini membuat kita semakin kreatif karena berusaha terbuka terhadap pemikiran dari luar. 

Jadi pendengar yang baik

        Menjadi pendengar yang baik berarti sanggup mendengarkan setiap informasi dari luar. Dengan demikian kita mempunyai ”kekayaan”, banyak kesempatan untuk berpikir mengenai yang kita dengar. Apabila ingin menanggapi yang kita dengar, sudah tersedia banyak konsep pikiran untuk digunakan. Menjadi pendengar yang baik berarti mengerti betul setiap informasi yang masuk ke alam pemikiran. Kita dituntut untuk berpikir kreatif, sehingga sanggup merespons sesuai yang dikehendaki oleh dunia luar.

3.      Konstruktif

         Sikap konstruktif inilah yang akan menghasilkan suatu hal yang langsung sampai secara riil ke masyarakat luar. Setelah berpikir kritis, memililah hal-hal yang buruk, mensosialisasikan kepada teman dengan hal yang kreatif , maka akan membangun ITB 2013 sebagai mahasiswa yang ideal ,terampil dan produktif  karena sikap konstruktif ini dimana kita diharuskan untuk melakukan tindakan yang bersifat membangun. MEMBANGUN INDONESIA, DARI INDONESIA, OLEH INDONESIA, DAN UNTUK INDONESIA!!!!

OLEH                 : DANIEL REAGENT SIHOTANG 
FAKULTAS        : FTI (Fakultas Teknologi Industri)
 


           KATA 'MAHA' JANGAN HANYA MENJADI PAJANGAN SAYA NAMUN MENJADI          WEJANGAN YANG BERARTI. TERUS BERKARYA!!!
   

Resume K3 (kuliah, kerja, kawin)

Posted by Pengguna android
Rosyad Hizbussalam Mohammad
16613055

Sitem berpikir | Pemilahan solusi

Walaupun pertemuan kelompok 91 OSKM 2013 berlangsung singkat dan sederhana, kami, dua puluh mahasiswa baru dan kakak tata kelompok (taplok) sempat mendapatkan pelajaran yang menarik. Pertemuan itu berlangsung di kontrakan yang ditempati Husain Jakfari dari sekitar pukul 17.00 sampai 20.00. Pertemuan itu diisi dengan penjelasan singkat materi, diskusi kelompok dan presentasi, serta hiburan berbagai game untuk mengisi suasana yang kaku. 

Ada dua materi pokok yang disampaikan disini. Satu, yaitu tentang cara berfikir yang baik yang disebut dengan 3K. Kritis, Kreatif dan Konstruktif. Yang kedua adalah bagaimana kita memilah-milah solusi dari suatu permasalahan. Saya akan coba memberikan pandangan saya terhadap materi ini.

Pertama, kritis tidak hanya berarti melihat dari berbagai sudut pandang. Itu hanya satu diantara banyaknya definisi. Berarti, PESTEL (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Environment, Legal) adalah sudut pandang yang bisa digunakan sebagai cara untuk berpikir kritis. Sedangkan, ada banyak definisi lainnya diantaranya seperti: menentukan kredibilitas suatu sumber atau fakta; mengetahui makna tersirat dari suatu masalah; mengevaluasi argumen; menarik kesimpulan; dan juga memecahkan masalah. 

Yang kedua, yaitu kreatif. Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh kakak taplok. Bahasa mudahnya, kreatif itu "baru". Tetapi jika mengenai pemecahan suatu masalah ,"baru" tersebut hendaknya realistis dan kondusif. Misalnya, masalah mengenai kemacetan di Bandung. Kita bisa saja membatasi penggunaan kendaraan bermotor yang digunakan di wilayah wilayah tertentu.  Tapi apakah itu realistis? kondusif? Bisa dikatakan tidak. Selain itu, kreatif itu orisinil, asli, dari pemikiran sendiri. Bagaimana bisa disebut kreatif jika itu sudah diungkapkan orang lain?

Berfikir konstruktif. Dari katanya kita bisa tahu bahwa berfikir konstruktif itu berfikir yang membangun. Tapi bagaimana? Setidaknya, berfikir konstruktif itu bisa mengarahkan kita menuju solusi suatu masalah. Selain itu, cara berfikir ini mengajak kita untuk memanfaatkan hal hal positif yang kita temui dari suatu masalah dan mengembangkannya menjadi sebuah ide, gagasan, ataupun karya.


Yang terakhir, pemilahan solusi menjadi empat kuadran ini merupakan cara yang efektif dalam pemetaan suatu masalah. Apakah ada solusi yang tidak efektif? apakah ada solusi baru yang memungkinkan? atau memang ada tapi tidak memungkinkan? Dengan ini, kita bisa fokus terhadap pemecahan suatu masalah. Tetapi saya rasa ide ini masih bisa dikembangkan lagi.

Dengan dua materi pokok terserbut, diharapkan kami sebagai mahasiswa bisa menjadi cendekiawan cendekiawan penerus bangsa. Seperti yang selalu dikatakan oleh mahasiswa ITB bahwa kita adalah putra putri terbaik yang akan memajukan negeri kita, Indonesia. ITB 2013 #untukIndonesia. 



Think Again!

Posted by 91oskm2013


Hai semuanya. Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri. Nama saya adalah Muhammad Perwira Rachman. Namun kalian dapat memanggil saya wira. Pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas tentang K3. Ada yang tahu apa itu K3? Kalau tidak ada yang tahu akan saya jelaskan. K3 itu sebenarnya adalah singkatan dari KRITIS, KREATIF, dan KONSTRUKTIF.  K3 merupakan metode berfikir seseorang untuk menganalisis dan menyelesaikan suatu permasalah. Sekarang marilah kita membahas satu persatu.

1.       KRITIS.
Pada tahap petama ini, kita sebagai mahasiswa harus bersikap kritis. kritis itu adalah sifat peka seorang manusia terhadap suatu permasalahan yang ada dilingkungan nya. Karena sikap kritis ini berhubungan dengan kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar, maka kita harus sering melatih sikap kritis ini. Ketika kita kritis maka kita akan berhubungan dengan namanya sudut pandang. Sudut pandang adalah titik dimana kita melihat persoalan, sebenarnya kita punya suatu rumusan unutk membantu kita melihat dari beberapa titik. Apa saja rumusan itu? Rumusan itu kita namakan PESTEL. Ini juga merupakan singkatan dari :

Politik
Ekonomi
Sosial
Teknologi
Environment
Legal

Ketika kita mempunyai suat masalah maka kita dapat menjadikan PESTEL sebagai acuan kita untuk menganalisa suatu permasalahan. Setelah menganalisa kita lanjut ke K yang ke 2.

2.       Kreatif
Pada tahap yang kedua kita dituntuntut untuk menciptakan suatu solusi yang tepat bagi suatu permasalahan.  Usahakan untuk kita mencari sebuah ide – ide segar yang baru, yang tidak tefikirkan sebelumnya, bahkan yang revolusioner agar terciptanya suatu keoriginalitasan ide.

3.       Konstruktif
Setelah kita mempunyai ide, ide tersebut harus dapat kita laksanakan. Namun bukan hanya untuk melaksanakan tetapi ide kita tersebut harus dapat juga menyelasaikan dan membangun. Bukan untuk memperarah persoalan.

Dalam pelaksanaannya K3 ini harus selalu berhubungan. Karena jika salah satu saja ada yang hilang maka akan menimbulkan masalah yg baru, bukan malah menyelesaikan suatu masalah.

Nah sudah tau kana pa itu K3, sekarang saya mau share tentang diagram penyelesaian masalah. Ketika kita sudah sampai pada tahap konstruktif maka kita akan mempunya beberapa penyelesaian masalah, namun tidak semua itu baik. Solusi sendiri mempunyai suatu tingkatan – tingkatan. Tingkatan tersebut adalah:
  • Ada, tapi belum solutif
  • Ada, tapi perlu dimodifikasi
  • Belum ada dan tidak mungkin
  • Dan belum ada serta mungkin
Nah dari tingkatan – tingkatan tersebut,diharapkan  kita harus dapat untuk mencapai tingkatan belum ada serta mungkin, sehingga sautu permasalahan dapat kita selesaikan dengan baik. Tentunya hal ini dapat kita aplikasikan dalam setiap permasalahan yang kita hadapi dalam kehidupan kita masing-masing. Sekian dari saya. Mohon maaf atas kekurangannya. And See you on next post.

 Oleh: Muhammad Perwira Rachman

Kritis, Kreatif, konstruktif

Posted by Pengguna android
Masalah bukan merupakan hal asing dalam kehidupan, berbagai masalah mudah kita jumpai dalam berbagai aspek. Namun, yang terpenting adalah bagaimana cara kita menyikapi masalah tersebut. Semakin dewasa seseorang tentu akan semakin bijak pula dalam menyikapi masalah yang dihadapinya. Maka dari itu, sebagai seorang mahasiswa yang sudah dianggap dewasa tentu kita harus menyikapinya dengan cara yang tepat, saalah satunya melalui pola fikir K3.

Apa itu K3?
1. Kritis : peka terhadap masalah, melihat masalah dengan objektif dari berbagai sudut pandang, tidak mudah dipengaruhi. Dengan prinsip ini, seorang mahasiswa bisa mendapatkan solusi terbaik berdasarkan banyak pertimbangan yang dlihat dari berbagai sudut pandang tanpa memberatkan salah satu pihak.
2. Kreatif : menciptakan ide baru yang original. Mahasiswa yang berfikiran kreatif mampu menciptakan inovasi dalam memecahkan masalah, baik dalam menciptakan ide baru maupun mengembangkan ide yang sudah ada.
3. Konstruktif : bersifat membina, memperbaiki, dan membangun. Seorang mahasiswa yang berfikiran konstruktif akan selalu membawa hal positif dalam lingkungannya karena ia selalu memawa perubahan positif di lingkunganya dalam menghadapi masalah.

Ketiga pola pemikiran tersebut harus diterima secara utuh oleh seorang mahasiswa dalam mengkaji suatu masalah. Dalam penerapannya, kita harus mampu mencari penyebab dengan berbagai sudut pandang, diantaranya PESTEL ( politik. ekonomi, sosial, environment, legal).

Solusi permasalahan terbagi menjadi empat kuadran, yaitu
1. solusi yang sudah ada, namun belum efektif
2. solusi yang sudah ada, namun perlu dimodifikasi
3. solusi yang belum ada, namun tidak mungkin diterapkan
4. solusi yang belum ada dan bisa dilaksanakan

Sebagai penerus bangsa, kita dituntut untuk mencari solusi pada kuadran kedua atau keempat demi terciptanya kehidupan yang makmur dan sejahtera di Indonesia, baik di lingkungan perkuliahan maupun dalam masyarakat, tentunya dengan pola fikir K3. Bukan tidak mungkin semuanya terwujud jika setiap mahasiswa di Indonesia mau merubah pola fikirnya.


Oleh : Nobi Nublatul Hafilah (16113101)

Pola Pikir K3

Oleh : Linda Permata


OSKM ITB 2013 membawa tema Kearifan Lokal, yang berhubungan erat dengan budaya-budaya Indonesia. Di dalam kegiatan ini, mahasiswa juga diharapkan untuk berperilaku selayaknya mahasiswa, yang notabene sudah bisa memilih dan memilah mana yang baik dan patut dicontoh, dan mana yang sebaiknya dijadikan refleksi saja. Maka dari itu, diperlukan pola pikir K3 (kritis, kreatif, dan konstruktif) agar bisa lebih bijak memilih dan memilah segala hal yang dialami oleh seorang mahasiswa.

Kritis. seorang mahasiswa diharapkan peka terhadap masalah yang terjadi di sekelilingnya, dengan cara memandang segala sesuatu dari berbagai sudut pandang sehingga tidak mudah men-judge seseorang. Tentu saja pengertian ini banyak disalahartikan menjadi cerewet karena paradigma yang mengganggap bahwa kritis=banyak ngomong sedikit bertindak. Sebenarnya ada rumusan  mudah sehingga seseorang dapat mengingat bahwa dunia tidak dilihat dari satu arah saja, yaitu :
Politics
Economics
Social
Technology
Environment
Legal
Dengan beracuan pada PESTEL, mahasiswa akan memandang suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang 
Seorang mahasiswa tidak berhenti di situ, K yang kedua adalah
Kreatif. Setelah berpikir kritis, seorang mahasiswa diharapkan memunculkan ide-ide baru yang lain daripada yang  lain, out of the box, dan mencari celah-celah yang ada untuk dijadikan sebuah ide yang fresh. Dari sinilah akan terbit sebuah piece yang bernama originalitas ide.

Nah, setelah menganalisis permasalahan yang ada dan muncul sebuah ide, 
seorang mahasiswa harus berpola pikir
Konstruktif. Tentu saja ini berarti sebuah atau beberapa solusi yang membangun, bukannya merusak problema yang sudah rusak. Dalam prakteknya, terdapat diagram solusi, yang menunjukkan tingkatan kualitas sebuah solusi:
  • Ada, tapi belum solutif
  • Ada, tapi perlu dimodifikasi
  • Belum ada dan tidak mungkin
  • Dan belum ada serta mungkin


Ketiga K ini harus selalu dalam sistem. Dalam satu kesatuan. Karena hanya menonjolkan salah satu pola pikir tidak akan menjadikan kita mahasiswa yang  berdaya guna bagi nusantara ini. Contohnya, hanya menonjolkan kekritisan tanpa dibarengi dengan ide-ide kreatif dan solusi yang konstruktif tidak akan pernah memperbaiki masalah itu.
Selain itu, diharapkan muncul solusi-solusi yang belum ada serta mungkin dari pola pikir K3 ini sehingga permasalahan demi  permasalahan akan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Tentunya dengan kontribusi MAHASISWA di dalamnya.

Sekian ^^

  
 

Pola Pikir K3 [a resume]

Posted by 91oskm2013
Mahasiswa adalah tolak ukur suatu bangsa. Jika ingin tahu bagaimana Indonesia lima tahun mendatang, lihatlah pola pikir mahasiswa hari ini....
            Ketergantungan suatu bangsa akan hadirnya sosok generasi baru yang produktif mau tidak mau memaksa mahasiswa memiliki kekuatan baru. Salah satu yang terpenting adalah kemampuan untuk berpikir dan memecahkan masalah. Kemampuan untuk berpikir logis dan terstruktur. Tidak usah berbelit-belit, karena pemikiran sederhana yang memikatlah yang justru Indonesia butuhkan dewasa ini.
            Untuk menjawab tantangan tersebut, ITB mengenalkan pola berpikir K3 sebagai ajang latihan untuk mengasah kemampuan problem solving mahasiswanya. K3 sendiri adalah singkatan dari berpikir Kritis, Kreatif, dan Konstruktif. Yang dimaksud dengan pola pikir kritis adalah kemampuan untuk peka terhadap suatu masalah. Bagaimana mahasiswa diharapkan tidak hanya terpaku pada satu sebab, tetapi lebih jauh dapat mencari sumber masalah dari berbagai sudut pandang yang mungkin.
            Pola pikir kreatif dimaksudkan sebagai kemampuan untuk mencari, menggali, dan menemukan sesuatu yang baru. Aspek orisinalitas dan realistis menjadi acuan utama dalam pola berpikir ini. Kreativitas adalah sesuatu yang penting, meski terkadang sulit untuk dilakukan. Mahasiswa sendiri sangat dituntut untuk berpikir kreatif. Satu hal yang harus selalu diingat, bahwa kreativitas tidak lahir dengan sendirinya, tetapi harus dibangun dan dipupuk agar tumbuh subur.
            Ada kalanya suatu ide tercetus, tetapi justru rumit dan kurang bermanfaat. Untuk itulah hadir pola berpikir yang ketiga. Pola berpikir ini adalah pola pikir konstruktif, dimana suatu ide yang muncul haruslah membangun. Sebuah ide atau gagasan baru dapat dikatakan membangun jika realistis untuk dilakukan dan terbukti bermanfaat bagi banyak pihak.
Dengan pola pikir K3, kita akan lebih mudah mengotak-kotakkan sumber masalah sehingga lebih mudah dalam membuat solusi. Adapun sumber masalah dapat dikelompokkan berdasarkan metode PESTEL, yakni masalah yang berkaitan dengan Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Environment, dan Legal. Tentu dari berbagai bidang tersebut, pendefinisian sumber masalah akan mengerucut dalam satu bidang yang paling mungkin/logis. Maka, setelah penyebab masalah ditentukan, langkah terakhir dan terpenting adalah mencari solusinya.
Tentu saja kehadiran tiga pola pikir ini menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya saling kait, saling memengaruhi, dan jika telah berhasil dilakukan, akan menghasilkan sebuah pemikiran yang tidak hanya logis, tetapi juga baru, segar, menarik, dan bermanfaat bagi banyak orang.

-Ni Luh Putu Ananda Saraswati-

Pola Pikir K3

Posted by Pengguna android
Pola pikir K3 adalah pola pikir yang harus dimiliki oleh seluruh mahasiswa pada umumnya dan ITB khususnya. Pola pikir ini digunakan untuk melihat suatu masalah dari berbagai sisi dan berbagai sudut pandang. Adapun K3 itu antara lain:
  •       Kritis                    : Peka dengan masalah (melihat masalah dari berbagai sudut pandang)
  •       Kreatif                 : Dituntut untuk dapat mencari berbagai solusi dari suatu masalah
  •       Konstruktif           : Pola pikir membangun. Bukan sekedar mengkritik kosong yang tanpa sasaran dan tujuan yang jelas.

Ketiga aspek diatas merupakan sebuah keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Ketiganya harus saling menopang untuk kehidupan sebagai mahasiswa yang jauh lebih baik lagi.
Pola pikir K3 ini juga menuntut mahasiswa untuk mencari berbagai penyebab (positif & negatif) serta melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Sudut pandang yang biasa digunakan dalam melihat suatu masalah ada enam yang dapat disingkat menjadi PESTEL. Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Environment, Legal. Selain sudut pandang itu juga biasa digunakan sudut pandang berbagai pihak.
Dengan pola pikir K3 juga dapat ditemukan solusi-solusi dari permasalahan yang ada. Disini solusi tersebut dibagi menjadi 4 bagian. Yaitu:
·         Solusi yang sudah ada
·         Solusi yang belum ditemukan dan tidak mungkin
·         Solusi yang sudah ada dan perlu perbaikan
·         Solusi yang belum ada dan mungkin

Dengan membuat bagian-bagian sperti diatas dapat membantu kita dalam memanage mengenai solusi-solusi untuk menyelesaikan sebuah masalah yang ada. Sekian. Terimakasih

-Ttd Ahmad Zaki H. T.

Review pola pikir k3

Posted by 91oskm2013
Resume K3

K3 merupakan sebuah metode cara berpikir seseorang dalam menganalisis dan mencari solusi terhadap sebuah permasalahan. K3 sendiri terdiri atas kritis, kreatif dan konstruktif. Kritis berarti kita mampu memandang suat masalah dalam berbagai sudut pandang yang berbeda, seperti politik, ekonomi, sosial, hukum, teknologi dan lingkungan. Dengan memandang masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda maka kita dapat mencarikan solusi dari permasalahan tersebut secara tuntas tanpa harus merugikan jika dilihat dari aspek yang lainnya.

Selanjutnya adalah kreatif. Kreatif merupakan cara berpikir secara unik, baru dan out of the box. Dengan pola berpikir secara kreatif, maka dalam menemukan pemecahan suatu masalah, kita dapat mencari pemecahan-pemecahan yang relevan serta belum pernah yterpikirkan sebelumnya. Sehingga kita dapat memberikan berbagai opsi dari pemecahan masalah-masalah tersebut sesuai dengan sudut pandang kita dalam memandang permasalahan tersebut. 

Nah, yang terakhir adalah cara berpikir secara konstruktif. Cara berpikir secara konstruktif ini adalah cara berpikir yang membangun dan memperbaiki cara-cara berpikir sebelumnya yang kurang relevan dengan kebutuhan atau harapan. Sehingga dengan berpikir secara konstruktif ini, kita dapat menemukan solusi-solusi yang tepat dan memiliki alasan yang kuat kenapa sebuah solusi itu dipilih.

Cara berpikir K3 ini sangatlah penting bagi seorang mahasiswa dalam  menjalankan aktivitasnya. Untuk menjadi mahasiswa penerus bangsa, ubah pola pikir, ubah cara pandang dan ubah sifat dan sikap kita dalam menilai suatu permasalahan adalah yang terbaik. Kita berdiri disini dan memijakkan kaki disini bukan untuk berbangga hati melaikan untuk kritis, kreatif dan konstruktif dalam membangun bangsa Indonesia. Karena kita dilahirkan UNTUK INDONESIA.

I Kadek Yoga Dwi Putra
16313186
Posted by Pengguna android

Pengkajian Masalah Melalui Metode Pola Pikir K3

Oleh : M. Segara Ihsani
Kel   : 91

Dalam mengkaji suatu masalah kita harus menggunakan pola pikir yang dinamakan K3.
Pola pikir K3 yaitu : 
1. Kritis : melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang sehingga bisa memperoleh penyelesaian yang menguntungkan bagi segala pihak.
2. Kreatif : memunculkan ide-ide baru yang belum pernah ada dalam menyelesaikan masalah, ide itu berasal dari diri kita sendiri sehingga dapat disebut originalitas ide.
3. Konstruktif : ide yang kita dapatkan tadi juga harus bersifat membangun.

Macam-macam sudut pandang dalam mencari solusi
Terdapat 6 macam sudut pandang yang dapat disingkat PESTEL yaitu :
1. Politik : hubungan masalah kajian dengan pemerintah
2. Ekonomi : hubungan masalah kajian dengan perekonomian masyarakat
3. Sosial : hubungan masalah kajian dengan kehidupan masyarakat 
4. Teknologi : hubungan masalah kajian dengan teknologi yang terdapat zaman sekarang ini
5. Legal : hubungan masalah kajian dengan peraturan pemerintah

Me-review apa yang sudah saya dapatkan pada saat mengerjakan tugas pertama adalah bagaimana sebagai mahasiswa ITB kita harus berpikir dengan pola pikir K3, yaitu Kritis, Kreatif, dan Konstruktif. Krisis adalah dimana kita sebagai mahasiswa harus melihat segala permasalahan dari semua sudut pandang yang tersedia. Tidak bisa dari satu pihak saja. Yang bisa digunakann sebagai sudut pandang adalah PESTEL. PESTEL merupakan singkatan dari Politics, Economics, Social, Technology, Environment, dan Legal. Kita sebagai mahasiswa harus dapat melihat permasalahan dari kelima sudut pandang tersebut agar tidak adanya pertentangan antar pihak. Kemudian kita juga harus mampu berpikir Kreatif. Dimana kita sebagai mahasiswa dituntut untuk menciptakan sesuatu yang baru untuk mencari solusi permasalahan. Tidak bisa menggunakan solusi yang itu-itu saja. Dan yang terakhir adalah dimana kita sebagai mahasiswa ITB dalam memecahkan suatu permasalahan harus dapat berpikir Konstruktif. Apa yang dimaksud dengan Konstruktif? Adalah dimana dari solusi yang kita dapatkan untuk memecahkan masalah, solusi itu harus bersifat membangun. Membangun keadaan sekitar, dan membangun keadaan masyarakat.
Jadi, apa yang saya dapatkan di tugas pertama kelompok 91 OSKM 2013 kemarin adalah bagaimana caranya menjadi mahasiswa ITB yang mampu berpikir Kritis, Kreatif, dan Konstruktif. Sekian.

Ditulis oleh
Errandyno Rumengan
16313006

Resume Tugas

Posted by Pengguna android